Mengenal Baterai Nuklir

Menurut KBBI V, baterai adalah alat untuk menghimpun dan membangkitkan aliran listrik[1]. Baterai merupakan salah satu barang konsumsi yang banyak digunakan masyarakat. Sejak ditemukan oleh Alessandro Volta pada kisaran tahun 1800[2], perkembangan baterai untuk menghasilkan listrik yang stabil telah berkembang hingga ke berbagai ukuran untuk berbagai keperluan.

Salah satu perkembangan teknologi baterai adalah baterai nuklir. Perkembangan baterai nuklir sudah dimulai dari sekitar tahun 1900an seiring kebutuhan akan energi yang semakin besar[3]. Bahkan pada tahun 1950-an baterai nuklir mulai dikembangkan untuk menunjang kegiatan pengamatan di luar angkasa[4]. Pada sekitar tahun 1970-an, baterai nuklir juga sempat digunakan untuk pembuatan alat pacu jantung yang dapat bertahan selama waktu hidup pasien[5]. Baterai nuklir menggunakan prinsip peluruhan radioaktif, baik alfa, beta maupun gamma, untuk dikonversi menjadi energi listrik[6]. Peluruhan radioaktif adalah proses penstabilan suatu unsur sehingga membentuk unsur lain yang lebih ringan. Proses ini juga menghasilkan emisi partikel berupa gelombang radiasi[7].

Gambar 1. Contoh peluruhan radioaktif [8]

Salah satu keuntungan yang ditawarkan oleh baterai nuklir adalah umur pemakaian yang sangat panjang. Beberapa baterai nuklir bahkan bisa bertahan selama paling tidak 10-20 tahun[9]. Oleh karena itu, penggunaan baterai nuklir sangat bermanfaat untuk peralatan yang memerlukan energi yang tahan lama. Hal ini juga dapat meningkatkan efisiensi pekerjaan karena tidak perlu lagi khawatir pekerjaan tertunda sebab tidak lancarnya pasokan energi ke peralatan.

Penggunaan Baterai Nuklir
Dalam perkembangannya, baterai nuklir digunakan untuk beberapa kegiatan di antaranya[10]:
1. Penjelajahan luar angkasa
Energi yang dihasilkan oleh baterai nuklir digunakan untuk menggerakkan peralatan dan robot dalam penjelajahan luar angkasa. Hal ini bermanfaat untuk penelitian yang membutuhkan waktu yang sangat panjang dan tidak memerlukan penanganan langsung dari manusia.
2. Penjelajahan di bawah air
Baterai nuklir dapat digunakan pada robot untuk melakukan penjelajahan ke laut dalam. Dengan menggunakan baterai nuklir, robot penjelajah dapat dibuat ringan dan tersusun padat (compact) sehingga dapat lebih mudah dalam bergerak.

Aspek Keselamatan Baterai Nuklir
Salah satu tantangan dalam pemanfaatan tenaga nuklir adalah desain produk yang harus menjamin keselamatan masyarakat dan lingkungan. Umumnya baterai nuklir didesain dengan balutan pelindung agar radiasi yang dipancarkan tidak keluar ke lingkungan sekitar. Jika terdapat kebocoran maka dikhawatirkan akan mengontaminasi makhluk hidup di sekitar area pemanfaatan tenaga nuklir.

Kesimpulan
Baterai nuklir adalah salah satu komoditas yang memiliki prospek tinggi untuk penyimpanan energi guna mendukung kegiatan sehari-hari manusia. Bahkan di masa depan bukan tidak mungkin baterai nuklir dapat dihadirkan dengan bentuk yang lebih umum dikenal dan ukuran yang lebih kompatibel dalam bentuk batangan baterai, power bank, atau semisal dengan aki mobil.
Namun, selain potensinya yang sangat besar, perlu juga untuk dipertimbangkan aspek keselamatannya sehingga pemakaian baterai nuklir tidak menimbulkan bahaya bagi manusia serta lingkungan.

Referensi

[1] https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Diakses tanggal 17 September 2019
[2] https://phys.org/news/2015-04-history-batteries.html. Diakses tanggal 30 September 2019
[3,6] R.A.P. Dwijayanto. (2018, May 5). Menguji Kelayakan Baterai Nuklir Untuk Ponsel [Online]. Available:http://drive.batan.go.id/gunber/2018/2018-05-05%20warstek.com_Menguji%20Kelayakan%20Baterai%20Nuklir%20untuk%20Ponsel.pdf
[4,10] A. Mahato, A.K. Pal, “Nuclear battery”, International Journal of Latest Engineering and Management Research (IJLEMR), April 2018. [Online]. Available:http://www.ijlemr.com/papers/volume3-issue4/31-IJLEMR-33180.pdf. [Diakses tanggal 17 September 2019]
[5] R. Lao, “A Modular Design for Nuclear Battery Technology”, M.S. Thesis, California Polytechnic State University, San Luis Obispo, United States of America, 2011
[7] http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/Nuclear/radact.html. Diakses tanggal 30 September 2019
[8] https://socratic.org/questions/what-is-radioactive-decay. Diakses tanggal 17 September 2019
[9] N.S. Mane, N.V. Hargude, V.P. Patil “Atomic batteries: A compact and long life power source”, International Journal of Innovative Research in Science and Engineering, March 2016. [Online]. Available:https://pdfs.semanticscholar.org/446c/1215ab03e440ffe42debaa49f088c2636e64.pdf. [Diakses tanggal 17 September 2019]

Penyusun:
Fery Putrawan Cusmanri, lahir di Pangkalpinang, 17 Januari 1993. Meraih gelar Sarjana Teknik (ST) di Departemen Teknik Kimia Universitas Gajah Mada. Saat ini aktif sebagai Aparatur Sipil Negara di Direktorat Pengaturan Pengaturan Instalasi dan Bahan Nuklir, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, dan pengurusan akun media sosial Hikmah Muslim

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *