Ketua KIPMI: “Kebijakan BPIP memalukan lembaga negara dan melanggar nilai-nilai Pancasila, mundur saja!”
Arahan untuk melepaskan hijab yang dilakukan BPIP (Badan Ideologi Pembinaan Pancasila) pada pengukuhan paskibraka dan pengibaran sang merah putih menuai sorotan. Hal ini menjadi polemik menjelang peringatan hari kemerdekaan republik Indonesia yang akan diselenggarakan di IKN pada 17 Agustus 2024.
Di sela-sela kegiatan nya di kota Pekanbaru, ketua KIPMI (Komunitas Ilmuwan dan Profesional Muslim Indonesia), Sri Darma Krida S.Psi., menyatakan keprihatinannya. Sri Darma Krida menyatakan bahwa isu ini sangat memalukan bagi lembaga negara sekelas BPIP.
Bang Darma, panggilan akrab beliau, mengungkapkan bahwa BPIP seharusnya dihuni oleh orang-orang yg memiliki kompetensi dan memahami nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Oleh sebab itu, layak segera dievaluasi kepala BPIP dan jajaran nya. Kalau perlu segera diganti, sehingga kedepan tidak lagi melahirkan polemik-polemik yang tidak bermanfaat di tengah-tengah masyarakat.
Nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila tidak perlu dibenturkan dengan nilai-nilai keislaman, yang diyakini oleh umat beragama Islam sebagai sebuah tuntunan dan kebenaran. Tinggal kita fasilitasi ujar ketua KIPMI terpilih periode 2024-2029 ini.
Kejadian pelepasan hijab ini sangat berbahaya bagi bangsa Indonesia. Mengapa? BPIP yang memiliki tugas memberikan rekomendasi kepada pemerintah terkait kehidupan berpancasila yg baik dan benar, jangan-jangan memiliki pikiran bahwa hijab ini berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut Bang Darma, sangat tidak layak BPIP yang memiliki nilai luhur dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, dijalankan oleh orang-orang yg nyatanya tidak Pancasilais.
Betul, masyarakat Indonesia adalah sangat pemaaf, namun mundur dari jabatan kepala BPIP adalah pilihan terbaik bagi orang yang mencoba-coba membenturkan nilai-nilai Islam dan Pancasila. NKRI selalu di hati.