Benarkah Bermain Game Membuat Anak Lebih Cerdas?
Apakah bermain game dapat membuat seseorang lebih cerdas atau tidak, masih menjadi perdebatan hingga kini. Sebagian orang percaya bahwa bermain game dapat meningkatkan keterampilan kognitif, seperti pemecahan masalah, refleks, dan konsentrasi, sementara yang lain skeptis terhadap klaim tersebut. Bagaimana sebenarnya?
Pendapat Yang Pro
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa bermain game, dapat meningkatkan keterampilan kognitif seperti pemecahan masalah, pemikiran strategis, dan pengambilan keputusan. Misalnya, bermain game teka-teki dapat melatih otak untuk mencari solusi secara efisien dan efektif. Selain itu, game yang membutuhkan koordinasi tangan-mata juga dapat meningkatkan refleks dan kontrol motorik.
Dr. Irteja Islam dari University of Southern Queensland, pada tahun 2020 meneliti 1.704 anak usia 11 sampai 17 tahun di Australia. Ia mendapatkan bahwa 13 persen dari anak-anak tersebut yang menghabiskan waktu satu sampai dua jam sehari ternyata memiliki skor NAPLAN lebih tinggi dari pada non-gamer.
Prof. Bruce E Wexler dari Yale Universiry pada tahun 2016 meneliti 583 orang siswa kelas 2 sekolah dasar menggunakan game yang memancing kemampuan kognitif selama 20 menit setiap pekan. Ia menemukan bahwa siswa yang bisa menyelesaikan game tersebut memiliki skor membaca yang lebih tinggi dan nilai matematika yang lebih tinggi.
Bahkan media online Medical News Today mengklaim ada 116 penelitian yang membuktikan bahwa game dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak.
Pendapat Yang Kontra
Walaupun ada penelitian yang membuktikan bahwa game bisa meningkatkan kecerdasan anak. Beberapa penelitian juga menemukan adanya hubungan kuat dengan penurunan kemampuan kognitif pada anak, ketika bermain game terlalu lama.
Dr. Irteja Islam di penelitiannya yang sama, menemukan bahwa anak-anak yang bermain game lebih dari 4 jam sehari di hari-hari sekolah, ternyata mengalami penurunan skor membaca dan skor matematika.
Penelitian yang lain, Gnambs, T., Stasielowicz dkk. tahun 2020 meneliti 3.554 remaja dan menemukan bahwa bermain game dengan waktu terlalu lama memiliki korelasi kuat dengan turunnya nilai-nilai ulangan di sekolah dua tahun kemudian.
Sehingga bisa kita simpulkan bahwa bermain game memang memiliki pengaruh positif pada perkembangan kognitif anak, namun jika kadarnya proporsional.
Tidak Semua Jenis Game Itu Sama
Salah satu kesalahan umum adalah menganggap bahwa semua jenis game memberikan manfaat yang sama bagi perkembangan keterampilan kognitif. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua game sifatnya sama. Beberapa game mungkin lebih fokus pada hiburan sementara yang lain dirancang untuk merangsang pikiran dan meningkatkan keterampilan tertentu. Apalagi game yang justru memberikan efek negatif pada mental dan karakter anak. Seperti game yang mengajarkan kekerasan, pornografi, perjudian, dan semisalnya.
Pemilihan Game yang Tepat
Pemilihan game yang tepat sangat penting dalam menentukan dampaknya pada kecerdasan. Game yang dirancang dengan baik untuk merangsang otak, seperti teka-teki, strategi, atau simulasi, cenderung memberikan manfaat yang lebih besar daripada game yang hanya bersifat hiburan semata.
Dengan demikian, meskipun sebagian penelitian menunjukkan bahwa bermain game dapat memberikan manfaat bagi perkembangan keterampilan kognitif dan sosial, penting untuk memainkannya dengan bijak dan seimbang dengan aktivitas lainnya. Pemilihan game yang tepat juga merupakan faktor penting dalam menentukan dampaknya pada kecerdasan. Dengan pendekatan yang tepat, bermain game dapat menjadi salah satu cara yang menyenangkan dan bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Software Engineer di Rendact.com, alumni S1 Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada. Alumni dan pengajar Ma’had Al Ilmi Yogyakarta.