Sifat-Sifat Arsy

Arsy adalah salah satu makhluk Allah ta’ala yang agung, ia tinggi di atas langit dan Kursi Allah, di atas Arsy inilah Allah Ta’ala beristiwa. Ibnu Hazm Al Andalusi mengatakan:

اتفقوا أن الله وحده لا شريك له ، خالق كل شيء غيره ، وأنه تعالى لم يزل وحده ، ولا شيء غيرُه معه ، ثم خلق الأشياء كلَّها كما شاء، وأن النفس مخلوقة، والعرش مخلوق، والعالم كله مخلوق

“Para ulama sepakat bahwa Allah satu-satunya pencipta, tidak ada sekutu baginya (dalam penciptaan). Allah yang menciptakan segala sesuatu yang selain-Nya. Dan sampai kapan pun yang menciptakan seluruh makhluk hanya Allah semata, tidak ada yang selain-Nya atau membersamai-Nya. Allah menciptakan segala sesuatu sesuai kehendak-Nya. Manusia adalah makhluk Allah, Arsy adalah makhluk Allah, dan seluruh alam semesta adalah makhluk Allah”.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah juga mengatakan:

الْعَرْشَ مَخْلُوقٌ ؛ فَإِنَّ الله يَقُولُ: ( وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ) وَهُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ: الْعَرْشُ وَغَيْرُهُ ، وَرَبُّ كُلِّ شَيْءٍ: الْعَرْشُ وَغَيْرُهُ

“Arsy adalah makhluk. Karena Allah berfirman (yang artinya) : “Dialah Rabb dari Arsy yang agung”. Dan Allah adalah pencipta segala sesuatu, baik Arsy maupun yang lainnya. Allah adalah Rabb dari segala sesuatu, baik Arsy maupun yang lainnya”.

Pembahasan mengenai Arsy termasuk pembahasan tentang alam gaib. Sebagaimana pembahasan alam gaib lainnya, kaidah yang harus kita perhatikan adalah tidak boleh bicara tentang alam gaib kecuali dengan dalil yang sahih. Maka kita tidak menggambarkan dan mendetailkan bagaimana sifat dari Arsy kecuali sekedar apa yang disebutkan dalam dalil. Berikut ini beberapa sifat dari Arsy yang disebutkan di dalam Al Qur’an dan As Sunnah yang sahih.

1. Arsy adalah makhluk yang pertama kali diciptakan

Jumhur ulama mengatakan bahwa makhluk yang pertama kali Allah ciptakan adalah Arsy. Di antara dalilnya, hadis dari Imran bin Hushain radhiallahu’anhuma, ia berkata:

أن نَاسا مِنْ أَهْلِ الْيَمَنِ سألوا النبي صلى الله عليه وسلم عَنْ أَوَّلِ هَذَا الْأَمْرِ مَا كَانَ ؟ فقَالَ : ( كَانَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ قَبْلَهُ ، وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ ، ثُمَّ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ ، وَكَتَبَ فِي الذِّكْرِ كُلَّ شَيْءٍ )

“Sekelompok orang dari penduduk Yaman bertanya kepada Nabi Shallallahu’alahi Wasallam tentang permulaan segala sesuatu. Maka beliau bersabda:  “Dahulu Allah ada, dan tidak ada sesuatu pun sebelum-Nya. Ketika itu Arsy-Nya berada di atas air. Kemudian Dia menciptakan langit dan bumi, serta menuliskan segala sesuatu di dalam adz-dzikr (lauhul mahfuzh)””.

Kemudian dalam hadis dari Ubadah bin ash-Shamit radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alahi Wa Sallam bersabda:

نَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ لَهُ : اكْتُبْ ، قَالَ : رَبِّ وَمَاذَا أَكْتُبُ ؟ قَالَ : اكْتُبْ مَقَادِيرَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ

“Ketika Allah menciptakan al-qalam (pena pencatat takdir), Allah berfirman kepadanya: “Tulislah!”. Pena pun bertanya: “Wahai Rabb, apa yang harus aku tulis?”. Allah berfirman: “Tulislah segala ketetapan hingga Hari Kiamat””.

Hadis ini menunjukkan bahwa Arsy diciptakan sebelum al-qalam. Diperkuat dengan hadis dari Abdullah bin ‘Amr bin Al Ash radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda:

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلَائِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ ، قَالَ : وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ

“Allah ta’ala menulis semua takdir para makhluk 500 tahun sebelum langit dan bumi diciptakan. Dan ketika itu Arsy-nya Allah ada di atas air”.

Hadis ini menunjukkan bahwa Arsy sudah ada ketika Allah perintahkan al-qalam untuk menuliskan semua takdir. Juga hadis dari Imran bin Hushain radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

 كَانَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ غَيْرُهُ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ وَكَتَبَ فِي الذِّكْرِ كُلَّ شَيْءٍ وَخَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ

“Dahulu Allah ada, dan ketika itu tidak ada sesuatu apa pun selain-Nya. Arsy-Nya berada di atas air, kemudian Dia menuliskan segala sesuatu dalam adz-dzikr (lauhul mahfuzh), dan Allah menciptakan langit serta bumi”.

Hadis-hadis di atas adalah dalil-dalil yang menguatkan bahwa Arsy adalah makhluk yang pertama, yang diciptakan sebelum al-qalam. Inilah pendapat yang lebih rajih dari beberapa pendapat ulama yang ada.

Sebagian ulama berpendapat al-qalam lah makhluk yang Allah ciptakan pertama kali, sebagaimana dikuatkan oleh Ibnul Jauzi rahimahullah dan Ibnu Jarir Ath Thabari rahimahullah. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa makhluk yang pertama diciptakan adalah al-maa’ (air), ini dikuatkan oleh Badruddin Al ‘Aini rahimahullah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan: “Hadis di atas menunjukkan bahwa Allah telah menetapkan takdir ketika Arsy-Nya berada di atas air. Maka Arsy sudah diciptakan pada saat penetapan takdir, bukan setelahnya”.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan: “Makhluk pertama yang Allah ciptakan menjadi sesuatu yang kita diketahui adalah Arsy. Kemudian Allah beristiwa di atasnya setelah menciptakan langit, sebagaimana firman-Nya:

وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُۥ عَلَى ٱلْمَآءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۗ

“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, dan Arsy-Nya berada di atas air, agar Dia menguji siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya)” (QS. Hud:7)”.

2. Arsy adalah makhluk yang paling besar

Allah ta’ala berfirman:

فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ

“Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”.

Imam Al Qurthubi rahimahullah menjelaskan ayat ini: “Allah mengkhususkan Arsy dalam ayat ini karena Arsy adalah makhluk yang paling besar. Sehingga semua makhluk sudah tercakup di dalamnya ketika Arsy disebut”.

Syaikh As Sa’di rahimahullah menjelaskan: “[dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung], yaitu Arsy yang merupakan makhluk terbesar. Jika Allah adalah Rabb dari Arsy yang meliputi seluruh makhluk, maka tentu Dia lebih utama dan lebih layak lagi menjadi Rabb bagi segala sesuatu yang berada di bawah Arsy”.

Tentu seberapa besarnya Arsy tidak akan terbayangkan oleh akal kita, karena kita sangat kecil jika dibandingkan dengannya. Dan tidak ada dalil yang tegas menyatakan seberapa besarnya ‘Arsy. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan: “Arsy adalah makhluk yang sangat besar. Tidak ada yang mengetahui seberapa besarnya kecuali Allah semata”.

 3. Arsy itu makhluk yang paling tinggi posisinya

Sahabat Nabi yang mulia, yaitu Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, beliau mengatakan:

بين السماءِ الدنيا، والتي تليها خمسُمائةِ عامٍ، وبين كلِّ سماءٍ وسماءٍ خمسُمائةِ عامٍ، وبين السماءِ السابعةِ والكرسيِّ خمسُمائةِ عامٍ، وبين الكرسيِّ والماءِ خمسُمائةِ عامٍ، والعرشُ فوق الماءِ، واللهُ فوق العرشِ، لا يخفى عليه شيءٌ من أعمالِكم

“Antara langit dunia dan langit yang berikutnya berjarak 500 tahun perjalanan. Antara setiap dua langit (dari 7 langit yang ada) juga berjarak 500 tahun perjalanan. Antara langit ke-7 dan Kursi Allah berjarak 500 tahun perjalanan. Antara Kursi Allah dan air berjarak 500 tahun perjalanan. Sedangkan Arsy berada di atas air, dan Allah berada di atas Arsy. Namun tidak ada satu pun amal perbuatan kalian yang tersembunyi dari-Nya”.

Atsar ini menujukkan bahwa Arsy adalah makhluk yang paling tinggi posisinya di antara makhluk-makhluk yang lain. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin  mengatakan: “Atsar ini mauquf namun ia memiliki hukum yang marfu‘”.

Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan: “Oleh karena itu, ketika langit meliputi bumi, maka langit lebih tinggi dari bumi. Ketika Kursi Allah meliputi langit, maka Kursi Allah menjadi lebih tinggi dari langit. Dan ketika ‘Arsy meliputi Kursi Allah, maka Arsy menjadi lebih tinggi dari Kursi Allah”.

4. Arsy itu mulia

Arsy adalah makhluk yang dimuliakan oleh Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman:

فَتَعَلى ٱللَّهُ ٱلْمَلِكُ ٱلْحَقُّ ۖ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْكَرِيمِ

“Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia”.

Allah ta’ala juga berfirman:

فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ

“Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung”.

Allah ta’ala juga berfirman:

ذُو ٱلْعَرْشِ ٱلْمَجِيدُ

“Yang mempunyai ‘Arsy, lagi Maha Mulia”.

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ayat ini dengan mengatakan: “[Yang mempunyai ‘Arsy] artinya Allah pemilik Arsy yang agung dan tinggi di atas seluruh makhluk.  Adapun al-majid (mulia) dalam ayat ini terdapat dua qira’ah (cara baca):  

  1. Dibaca dengan marfu‘, sehingga merupakan sifat bagi Allah Azza wa Jalla.
  2. Dibaca dengan majrur, sehingga sebagai sifat bagi Arsy.  

Namun kedua makna di atas benar”.

5. Arsy memiliki tiang-tiang

Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

النَّاسُ يَصْعَقُونَ يَومَ القِيَامَةِ، فأكُونُ أَوَّلَ مَن يُفِيقُ، فَإِذَا أَنَا بمُوسَى آخِذٌ بقَائِمَةٍ مِن قَوَائِمِ العَرْشِ، فلا أَدْرِي أَفَاقَ قَبْلِي أَمْ جُوزِيَ بصَعْقَةِ الطُّورِ

“Manusia akan pingsan pada hari kiamat, lalu akulah yang akan pertama kali sadar. Kemudian aku melihat Nabi Musa sedang memegang salah satu tiang ‘Arsy. Aku tidak tahu apakah dia sadar sebelum aku ataukah dia telah mendapat balasan kebaikan (dengan tidak pingsan) karena pernah pingsan di (Gunung) Thur”.

Imam Adz Dzahabi rahimahullah mengatakan: “Arsy memiliki tiang-tiang sebagaimana disebutkan dalam hadis yang sahih”.

6. Arsy memiliki para Malaikat yang memikulnya

Allah ta’ala berfirman:

ٱلَّذِينَ يَحْمِلُونَ ٱلْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُۥ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِۦ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَىْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَٱغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا۟ وَٱتَّبَعُوا۟ سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ ٱلْجَحِيمِ

“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala”.

Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan: “Allah  mengabarkan tentang para malaikat yang didekatkan kepada Allah, yaitu para Malaikat yang memikul ‘Arsy yang jumlahnya ada empat Malaikat. Dan para malaikat Karubiyun yang ada di sekeliling Arsy. Bahwa semua Malaikat tersebut selalu bertasbih dan memuji Rabb mereka”.

Dalam hadis disebutkan bahwa para Malaikat pemikul Arsy tersebut adalah Malaikat yang besar-besar. Dalam hadis dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alahi Wasallam bersabda:

أُذِن لي أن أُحدِّث عن ملكٍ من ملائكةِ اللهِ، من حملةِ العرشِ : إنَّ ما بينَ شحمةِ أُذنهِ إلى عاتقِه، مسيرةُ سبعمائةِ عامٍ

“Diizinkan bagiku untuk menceritakan tentang salah satu malaikat Allah yang termasuk Malaikat pemikul ‘Arsy. Bahwa jarak antara daun telinganya hingga pundaknya adalah sebagaimana perjalanan selama tujuh ratus tahun”.

Demikianlah definisi dan beberapa sifat dari Arsy yang disebutkan dalam Al Qur’an dan As Sunnah serta penjelasan para ulama Ahlussunnah. Wallahu a’lam.

Penulis: Yulian Purnama

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *