5 Transportasi Online Paling Populer Selain Gojek Dan Grab
Transportasi online di zaman ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat perkotaan. Kemudahan menjadi faktor utama mengapa tranportasi online banyak diminati. Di tahun 2022 ini, Gojek dan Grab masih merajai persaingan transportasi online di Indonesia. Namun perlu diketahui, sudah bermunculan beberapa pemain baru yang akan menjadi pesaing berat Gojek dan Grab. Berikut ini beberapa transportasi online tersebut.
1. Maxim
Maxim kini menjadi calon pesaing terberat bagi Gojek dan Grab. Aplikasinya telah diunduh 10 juta pengguna hingga saat ini. Rating di Google Play saat ini adalah 4,8 yang menunjukkan banyak pengguna merasa puas dengan layanan Maxim.
Perusahaan dari Rusia ini, telah beroperasi di lebih dari 455 kota di 13 negara, termasuk di Rusia, Belarus, Kazakhstan, Georgia, Bulgaria, Tajikistan, Azerbaijan, Iran, Kirgizstan, Italia, Ukraina, Indonesia, dan Malaysia.
Maxim pertama kali beroperasi di Indonesia pada tahun 2018. Sekarang, layanan Maxim sudah tersebar di Jakarta, Yogyakarta, Pekanbaru, Solo, Balikpapan, Bandar Lampung, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Jambi, Singkawang, Samarinda, Bengkulu, Padang, Banda Aceh, dan Palembang.
Maxim menawarkan tarif yang relatif murah dibandingkan dengan Gojek dan Grab. Untuk layanan sepeda motor (Maxim Bike), Maxim menawarkan tarif mulai dari Rp8.000,- untuk jarak 3,05 km petama, dan tarif berikutnya sebesar Rp2.100,- per km.
Maxim juga mulai banyak dilirik oleh para pengemudi (driver). Pasalnya, Maxim menawarkan potongan komisi yang relatif kecil. Setiap orderan yang berhasil diselesaikan dihitung dengan sistem bagi hasil, yaitu 90% untuk driver dan 10% untuk Maxim. Sistem pembagian seperti ini sudah mengikuti ketentuan dari Kemenhub dan sangat menguntungkan bagi para mitra driver.
Kekurangan dari Maxim yang paling banyak dikeluhkan adalah peta yang masih kurang lengkap. Karena sejak awal memang Maxim tidak menggunakan aplikasi peta yang masyhur seperti Google Maps atau Waze. Peta yang digunakan pada aplikasi Maxim adalah Taxsee Vector. Sebuah peta yang dikembangkan khusus oleh perusahaan Maxim sendiri.
2. Okejek
Layanan transportasi online Okejek di bawah perusahaan PT Okejek Kreasi Indonesia telah beroperasi sejak tahun 2015. Hingga saat ini, Okejek telah diunduh oleh kurang-lebih 500rb pengguna dan memiliki rating 4,1 di Google Play. Bukan rating yang sangat bagus, namun juga tidak terlalu buruk.
Banyak pengguna mengeluhkan masalah error pada aplikasi, terutama masalah pada fee charging. “Saldo terpotong sementara driver tidak melakukan pick up, tapi tiba-tiba sudah selesai”, kata Nurul Pramudiah, salah satu pelanggan. Pengguna lain, Tamy Kirana berujar, “Saldo saya sudah terpotong dari shopeepay untuk bayar pesanan tapi kata driver ga masuk ke rekening okejek. Sementara driver minta uang cash”.
Para pengguna yang merasakan kepuasan dari layanan Okejek, menyatakan bahwa Okejek unggul dalam masalah tarif. Memang Okejek menawarkan tarif yang super murah. Pengguna akan dikenakan tarif Rp6.500,- saja per 3 km.
3. Anterin Driver
PT. Anterin Digital Nusantara yang menggawangi Anterin Driver, menawarkan terobosan baru. Anterin Driver memberikan kebebasan kepada driver untuk memasang harga yang sepadan menurut mereka. Tarif dasar Anterin per km untuk wilayah pulau Sumatera dan Jawa (selain Jabodetabek) sebesar Rp1.850,- per km sebagai tarif terendah. Sedangkan untuk biaya perjalanan paling mahal senilai Rp2.300,- per km.
Untuk para driver, mereka menawarkan bagi hasil sebesar 85%, sedangkan Anterin akan memotong 15% sebagai komisi untuk setiap perjalanan yang diselesaikan.
Saat ini aplikasi Anterin telah di unduh oleh 500rb pengguna dengan rating sebesar 3,0. Mayoritas keluhan datang dari para driver yang mengeluhkan sedikitnya pesanan, karena masih rendahnya popularitas Anterin di beberapa kota.
4. InDriver
InDriver menawarkan proses pendaftaran cepat bagi para driver juga kesederhanaan aplikasi bagi para pengguna. Dari sisi bisnis, InDriver menetapkan potongan sekitar 10% saja bagi para driver. Sehingga, 90% dana dari setiap perjalanan, menjadi milik driver.
Aplikasi ini menerapkan tarif terendah Rp2.250,- per km serta tarif tertinggi Rp2.650,- per km. Untuk wilayah Jabodetabek, tarif jasa minimal berada di rentang Rp9.000,- sampai Rp10.000,-.
Saat ini, InDriver telah diunduh oleh 100rb pengguna di Indonesia, dengan rating yang cukup baik, yaitu 4,6. Nampaknya transportasi online yang didirikan oleh perusahaan Rusia ini akan menjadi pemain yang menjanjikan dalam di bisnis ini.
Aplikasi ini sendiri secara internasional telah memiliki lebih dari 100 juta pengguna yang beroperasi di 625 kota dari 28 negara. Bahkan, InDriver adalah aplikasi berbagi tumpangan dan taksi terbesar ke-2 di dunia berdasarkan unduhan.
5. Draiv
Draiv merupakan sebuah aplikasi ojek online yang dibuat Saipul Usman, seorang pemuda 30 tahun asal Sulawesi Tengah. Awal terbentuknya aplikasi ini semata-mata hanya karena hobi Saipul di pemrograman, dan motivasinya untuk membantu sesama.
Seiring berjalannya waktu, Draiv terus berkembang dan membantu berbagai sektor usaha masyarakat di Sulawesi Tengah. Prospek ojek online yang baik ke depan menginspirasi Saipul untuk mengembangkan aplikasi ini meski harus bersaing dengan kompetitor lain.
Saat ini Draiv hanya mencakup kota-kota di Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara. Namun bukan mustahil, layanan Draiv bisa berkembang ke seluruh kota di Indonesia. Aplikasi Draiv sendiri telah diunduh oleh lebih dari 100rb pengguna, dengan rating sebesar 4,5.
Ini beberapa transportasi online yang akan menjadi pesaing Gojek dan Grab. Kita tunggu aplikasi-aplikasi lain yang semakin banyak bermunculan terutama dari perusahaan lokal, yang akan semakin meramaikan bisnis transportasi online. Semoga info singkat ini bisa bermanfaat.
Yulian Purnama
Software Engineer di Rendact.com, alumni S1 Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada. Alumni dan pengajar Ma’had Al Ilmi Yogyakarta.