Jeddah, Kota Pelabuhan Islam
Sejarah kota Jeddah
Jeddah, yang dikenal sebagai pintu gerbang menuju dua kota suci umat Islam, Mekah dan Madinah, memiliki sejarah yang kaya dan beragam. Terletak di tepi Laut Merah, Jeddah merupakan kota terbesar kedua di Arab Saudi setelah Riyadh dan telah menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan penting selama berabad-abad.
Kota ini diyakini didirikan sekitar 2.500 tahun yang lalu oleh suku Quda’a dari Yaman. Nama “Jeddah” sendiri dalam bahasa Arab berasal dari kata “Jiddah” yang artinya: nenek. Karena konon, nenek moyang manusia, yaitu Hawa, dikuburkan di kota ini. Walaupun tidak ada bukti yang valid tentang hal ini. Namun secara arkeologis, Jeddah sudah menjadi pusat perdagangan sejak zaman pra-Islam, memanfaatkan posisinya yang strategis di sepanjang jalur perdagangan laut.
Selama era Islam, Jeddah mengalami perkembangan pesat. Pada tahun 647 M, Khalifah Utsman bin Affan radhiallahu’anhu menjadikan Jeddah sebagai pelabuhan utama untuk para jamaah haji yang datang ke Mekah. Sejak itu, Jeddah menjadi salah satu kota terpenting di Hijaz. Pada abad ke-16, Jeddah jatuh ke tangan Kesultanan Utsmaniyah dan tetap berada di bawah kekuasaannya hingga awal abad ke-20.
Di bawah pemerintahan Utsmaniyah, Jeddah diperkuat dengan benteng dan tembok untuk melindungi kota dari serangan bajak laut. Selama periode ini, Jeddah tetap menjadi pusat perdagangan dan pintu masuk utama bagi para peziarah. Pada awal abad ke-20, setelah Perang Dunia I dan jatuhnya Kesultanan Utsmaniyah, Jeddah menjadi bagian dari Kerajaan Arab Saudi yang baru terbentuk di bawah kepemimpinan Abdulaziz Alu Saud.
Jeddah di Zaman Modern
Hari ini, Jeddah adalah kota metropolis yang dinamis dan modern, yang tetap mempertahankan perannya sebagai pintu gerbang utama bagi para jamaah haji dan umrah. Kota ini telah mengalami transformasi besar dalam beberapa dekade terakhir, menjadi pusat komersial dan ekonomi utama di Arab Saudi.
1. Pusat Ekonomi
Jeddah adalah pusat ekonomi dan bisnis di Arab Saudi, dengan ekonomi yang didorong oleh perdagangan, keuangan, konstruksi, dan pariwisata religius. Banyak perusahaan multinasional memiliki kantor di Jeddah, menjadikannya penghubung bisnis penting di kawasan ini. Pelabuhan Jeddah Islamic Port adalah salah satu pelabuhan terbesar dan tersibuk di Timur Tengah, menangani sebagian besar impor dan ekspor negara tersebut.
Infrastruktur kota telah berkembang pesat dengan berbagai proyek pembangunan besar. Jalan raya modern, jembatan, dan terowongan telah dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas dan meningkatkan konektivitas.Jeddah Tower, yang sedang dibangun dan diharapkan menjadi gedung tertinggi di dunia, adalah salah satu contoh ambisi kota ini untuk menonjol di kancah global.
2. Pariwisata dan Budaya
Jeddah adalah kota yang kaya akan warisan budaya dan sejarah. Al-Balad, kota tua Jeddah, adalah situs warisan dunia UNESCO yang terkenal dengan arsitektur tradisionalnya yang unik. Di sini, pengunjung dapat menemukan rumah-rumah bersejarah dengan jendela berukir dan pasar tradisional (souq) yang menawarkan berbagai barang mulai dari rempah-rempah hingga kerajinan tangan.
Selain Al-Balad, Jeddah juga menawarkan banyak atraksi modern seperti Corniche, sebuah area tepi laut yang populer dengan taman, restoran, dan pusat hiburan.
Di Kota Jeddah, terdapat sebuah masjid yang mencuri perhatian, namanya Masjid Syaikh Ibrahim Al Juffali, atau disebut juga dengan Masjid Qishash. Masjid ini terletak di di kawasan Balad. Dulunya di dekat masjid ini terdapat tempat untuk mengeksekusi hukuman pancung atau hukum Qishash. Namun sekarang masjid ini telah dirombak sedemikian rupa menjadi masjid yang memiliki taman bermain yang indah lengkap dengan pemandangan danau buatan di sampingnya yang airnya bersambung ke Laut Merah.
Masjid lain yang tidak kalah populernya di Jeddah adalah Masjid Ar-Rahmah, atau lebih dikenal dengan Masjid Terapung. Disebut demikian karena letaknya yang berada di pinggiran Laut Merah dengan view pesisir pantai yang indah. Masjid Terapung memiliki banyak kubah dan payung yang menambah keindahan masjid ini.
3. Pendidikan dan Teknologi
Jeddah adalah pusat pendidikan dan teknologi di Arab Saudi, dengan banyak universitas dan institusi penelitian terkemuka. King Abdulaziz University adalah salah satu universitas terbesar di Timur Tengah dan menawarkan berbagai program studi yang beragam. KAUST (King Abdullah University of Science and Technology), yang terletak di dekat Jeddah, adalah institusi riset yang diakui secara internasional dan fokus pada inovasi ilmiah dan teknologi.
4. Tantangan dan Masa Depan
Meskipun Jeddah telah mencapai banyak hal, kota ini juga menghadapi tantangan, seperti masalah infrastruktur yang perlu ditingkatkan dan kebutuhan akan perumahan yang terjangkau untuk populasi yang terus bertambah. Selain itu, Jeddah harus mengatasi tantangan lingkungan seperti polusi udara dan masalah sampah.
Namun, dengan visi ambisius Saudi Vision 2030, yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan mendiversifikasi ekonomi, Jeddah diharapkan akan terus berkembang dan memainkan peran penting dalam mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan dan inovatif untuk Arab Saudi.
Siapa yang sudah pernah ke kota Jeddah? Komen di bawah!
Software Engineer di Rendact.com, alumni S1 Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada. Alumni dan pengajar Ma’had Al Ilmi Yogyakarta.