Hikmah Baju Operasi Dokter Berwarna Hijau

Mungkin ada yang bertanya, mengapa baju operasi dokter selalu berwarna hijau? Mengapa tidak mengikuti warna jas dokter atau pakaian tenaga medis yang umumnya putih? Apa bisa berwarna lain, semisal putih, merah atau biru?

Ternyata jawabannya karena warna hijau adalah “lawan” dari warna merah dalam spektrum warna. (Red: hijau dan merah terpisah cukup jauh dalam spektrum warna, merah dengan panjang gelombang 620-750nm dan hijau dengan panjang gelombang 495-570nm).

Dokter yang terlalu sering melihat darah yang berwarna merah maka matanya akan jenuh dengan warna merah, padahal ada organ atau bagian lain yang berwarna merah juga. Sehingga dokter butuh melihat “lawan dari warna merah” yaitu hijau untuk menetralkan dominasi warna merah pada mata.

Warna hijau bisa membuat penglihatan lebih segar, karenanya beberapa hal yang menyegarkan di mata umumnya berwarna hijau atau biru muda, semisal persawahan, perkebunan, laut dan taman-taman yang hijau. Karena hal ini, ada juga baju operasi yang berwarna biru muda.

Warna putih sebelumnya dipakai dalam operasi, tetapi ditinggalkan karena alasan kebersihan. Selain itu, warna putih ternyata mengandung semua spektrum warna dan tentu saja warna merah termasuk di dalamnya.

Hikmah yang bisa dipetik

Kami jadi ingat pepatah Arab:

بضدها تتبين الأشياء

Dengan melihat “lawannya/kebalikannya” akan jelas hakikat sesuatu”

Demikianlah salah satu cara terbaik dalam menjelaskan sesuatu yaitu dengan menjelaskan juga lawannya/kebalikannya. Misalnya:

  • Tauhid akan menjadi lebih jelas jika kita menjelaskan syirik juga
  • Sunnah akan menjadi lebih jelas dengan menjelaskan bid’ah
  • Nikmat dan indahnya Islam akan lebih terasa bagi mantan ateis atau non-muslim
  • Nikmat akan benar-benar disyukuri apabila pernah merasakan musibah
  • Kesuksesan benar-benar dirasakan jika pernah merasakan perjuangan susah dari awal
  • Nikmatnya makan dan minum jika sebelumnya berpuasa, dan sebagainya.

Demikian artikel ringkas ini, semoga bermanfaat bagi semua pembacanya.

***

@Laboratorium RS Manambai, Sumbawa besar

Penyusun: dr. Raehanul Bahraen

Artikel www.kipmi.or.id

Similar Posts

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *