Usulan Strategi untuk Pemerintah dalam Menerapkan Lockdown

Pemerintah telah memutuskan untuk melakukan social/physical distancing secara ketat di masyarakat sebagai upaya untuk menghadapi wabah Covid-19. Namun berkaca pada pengalaman di negara lain, kebijakan social/physical distancing yang tidak berjalan sebagaimana mestinya malah akan memperburuk situasi. Hal ini disebabkan tujuan untuk menurunkan tingkat penularan tidak terjadi, namun kondisi ekonomi makin melemah sebagai konsekuensi logis implementasi social/physical distancing. Oleh karena itu, banyak pihak mulai mendesak pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang lebih ketat seperti lockdown, yaitu mengunci seluruh akses masuk maupun keluar dari suatu daerah.

Kita semua tentunya berharap kebijakan social/physical distancing yang telah ditetapkan pemerintah dapat dilaksanakan dengan sukses. Namun, pemerintah tetap harus mempersiapkan respons terhadap kemungkinan terburuk yaitu dilakukannya lockdown. Untuk itu, hal pertama yang harus difahami adalah apa tantangan yang terjadi ketika lockdown diterapkan.

3 tantangan utama yang terjadi ketika lockdown diterapkan adalah kestabilan pasokan kebutuhan pokok, kemampuan layanan medis, dan sumber pendapatan masyarakat. Ketika terjadi lockdown, maka harus dipastikan kestabilan pasokan dan harga kebutuhan pokok, seperti bahan makanan, air, minyak/gas, listrik, dan sejenisnya. Jika terjadi kelangkaan pasokan kebutuhan pokok, maka akan memicu panic buying bahkan bisa saja sampai terjadi penjarahan. Selain itu, harus dipastikan juga kemampuan layanan medis untuk secepat mungkin menghentikan penyebaran virus dan menyembuhkan pasien. Karena semakin lama waktu yang dibutuhkan supaya kesehatan masyarakat pulih, maka semakin lama juga kebijakan lockdown itu diterapkan. Tantangan utama terakhir adalah memastikan tetap tersedianya sumber pendapatan masyarakat, terutama masyarakat menengah kebawah yang kehilangan pendapatannya.

Secara umum, 3 faktor sukses utama untuk mengatasi tantangan tersebut adalah kreativitas, solidaritas, dan keteladanan. Kreativitas yang dimaksud adalah penggunaan teknologi digital sebagai sarana dilakukannya aktivitas kehidupan utama selama lockdown yang semula dilaksanakan secara fisik, seperti aktivitas jual beli, pendataan kondisi masyarakat, dan lain sebagainya. Sedangkan solidaritas yang dimaksud adalah kemampuan masyarakat untuk gotong royong dan tolong menolong dalam rangka mewujudkan kemandirian sosial sampai di lingkungan terkecil. Hal ini penting karena masyarakat tidak bisa menyerahkan seluruh beban kepada pemerintah. Masyarakat juga harus berperan aktif untuk memastikan kemandirian sosial, terutama dalam memberikan dukungan bagi masyarakat golongan menengah kebawah. Terakhir dan tidak kalah penting adalah keteladanan dari para pemimpin untuk menunjukkan respons positif dalam menghadapi wabah Covid-19 ini.

Strategi untuk memastikan efektivitas lockdown dalam mengatasi wabah Covid-19 adalah mengubah tren penyebaran virus secepat mungkin terutama melalui intervensi pemerintah untuk mengubah tingkah laku masyarakat. Untuk melaksanakan strategi ini, terdapat 3 hal utama yang harus disiapkan pemerintah, yaitu kesiapan terhadap penanganan kesehatan, kesiapan terhadap efek turunan dan ekonomi, dan kesiapan terhadap komponen pendukung.

Kesiapan terhadap penanganan kesehatan sangat penting untuk memastikan tujuan utama dari lockdown ini tercapai, yaitu pulihnya kesehatan masyarakat. Beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah untuk memastikan kesiapan terhadap penanganan kesehatan ini antara lain:

  1. Mempertahankan kebijakan social/physical distancing, seperti:
    1. Menutup kantor dan sekolah,
    2. Mengurangi volume penggunaan transportasi umum,
    3. Meniadakan kegiatan yang melibatkan orang banyak,
    4. Menutup kedatangan dan kepergian dari dan keluar negeri,
    5. Membatasi pergerakan masyarakat masuk dan keluar kota, seperti mudik.
  2. Pendataan kondisi kesehatan masyarakat secara meluas menggunakan teknologi digital serta mengelompokkan area berdasarkan risiko pemaparan.
  3. Melakukan tes diagnostik secara meluas, dengan cara:
    1. Memanfaatkan alat tes yang akurat berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR) yang telah tersebar di banyak instansi,
    2. Melakukan rapid training untuk memastikan kesiapan operator.
  4. Memberi insentif dan fasilitas terhadap tenaga kesehatan, relawan, peneliti, maupun pihak pendukung lain seperti produsen Alat Perlindungan Diri (APD).
  5. Memastikan terpenuhinya kapasitas penanganan pasien maupun perangkat pendukungnya dengan memanfaatkan seluruh fasilitas milik negara maupun milik swasta yang dapat digunakan.

Selain kesiapan terhadap penanganan kesehatan, pemerintah juga harus memastikan kesiapan terhadap efek turunan dan ekonomi, antara lain:

  1. Memastikan ketersediaan anggaran, antara lain:
    1. Menghentikan sementara pengerjaan proyek yang menyerap banyak anggaran,
    2. Mengompilasi dana sosial masyarakat (seperti ZIS) termasuk dana CSR perusahaan,
    3. Mengorganisir sumbangan yang diberikan pejabat negara maupun Aparatur Sipil Negara melalui pemotongan gaji sukarela,
    4. Restrukturisasi pembayaran kewajiban terhadap pihak ketiga.
  2. Memastikan kesiapan struktur sosial sampai tingkat terendah, antara lain:
    1. Memberi edukasi dan panduan bertindak kepada seluruh masyarakat, termasuk bagaimana menggunakan teknologi digital yang diperlukan,
    2. Pendataan masyarakat, dari aspek demografi, kesehatan, profesi, status sosial, dan lain sebagainya,
    3. Identifikasi skill gap dan sebagainya yang dibutuhkan untuk dapat mandiri di lingkungan sosial terkecil jika terjadi lockdown,
    4. Membangun solidaritas antar tetangga dan memastikan tersedianya jalur komunikasi bersama, seperti melalui grup chat.
  3. Memastikan kestabilan pasokan dan harga kebutuhan pokok, antara lain:
    1. Identifikasi sumber-sumber pasokan dan ketersediaan stok, termasuk kebutuhan pasokan,
    2. Mobilisasi pasokan ke gudang-gudang di daerah yang berpotensi paling membutuhkan, termasuk bekerjasama dengan peretail yang ada di masyarakat,
    3. Mendirikan dapur-dapur umum, termasuk bekerjasama dengan warung makan yang telah ada di masyarakat,
    4. Mengatur kebijakan harga.
  4. Menjaga sumber pendapatan masyarakat, antara lain:
    1. Jaringan pengaman sosial, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), terutama untuk masyarakat kelas bawah,
    2. Pemberdayaan masyarakat untuk mendukung penanganan wabah sekaligus sumber pendapatan, seperti ojek atau taksi online (sebagai transporter), relawan, produsen Alat Perlindungan Diri (APD), dan lain sebagainya,
    3. Kelonggaran pajak maupun kewajiban lain yang dibayar oleh masyarakat,
    4. Memberikan insentif terhadap sektor riil, seperti usaha kecil menengah dan usaha mikro.
  5. Memastikan keamanan dengan pengerahan organ pendukung lain diluar Polri, seperti TNI, satpol PP, dan lain sebagainya.

Untuk memastikan efektivitas penanganan kesehatan maupun efek turunan dan ekonomi, pemerintah harus memastikan kesiapan komponen pendukungnya, antara lain:

  1. Memastikan kesiapan infrastruktur, terutama:
    1. Teknologi digital, seperti perangkat smartphone atau komputer, jaringan internet, aplikasi digital, data center, dan lain sebagainya,
    2. Sistem logistik yang telah didigitalisasi untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
  2. Memastikan tersedianya seluruh peraturan formal untuk melakukan persiapan tersebut diatas.

Dengan persiapan yang baik, stategi yang tepat, dan implementasi yang konsisten insya Allah kebijakan lockdown dapat dilaksanakan secara efektif untuk mencapai tujuan dengan risiko minimal. Kolaborasi positif antara pemerintah sebagai pembuat kebijakan dengan aparat dan masyarakat sebagai pelaksana kebijakan sangat penting untuk mewujudkan kepentingan bersama yang jauh lebih besar. Semoga Allah memberi hidayah kepada para pemimpin untuk memutuskan kebijakan yang terbaik bagi negeri ini dan semoga Allah memudahkan kita semua untuk dapat menjalaninya.

Penulis: Andi Hakim Kusuma, S.T., M.Sc.


Referensi:

  • https://hbr.org/2020/03/delivery-technology-is-keeping-chinese-cities-afloat-through-coronavirus
  • https://hbr.org/2020/01/what-will-it-take-to-stop-coronavirus
  • https://www.mckinsey.com/business-functions/strategy-and-corporate-finance/our-insights/safeguarding-our-lives-and-our-livelihoods-the-imperative-of-our-time
  • https://www.mckinsey.com/~/media/mckinsey/business%20functions/risk/our%20insights/covid%2019%20implications%20for%20business/covid-19-facts-and-insights-february-28-2020-mckinsey-vf.ashx

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *