PERANG TERHADAP PLAGIARISME SEBAGAI BENTUK DUKUNGAN TERHADAP PROGRAM REVOLUSI MENTAL PEMERINTAH: Plagiarisme Dalam Disertasi Doktoral Dr Abdul Azis UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Bagian 4)
Catatan Terhadap Disertasi Doktor UIN Abdul Aziz (Bagian 4)
Penggunaan Istilah yang Tidak Baku, Bermakna Bias dan Subyektif Dalam Dunia Akademik
Beberapa catatan mengenai penggunaan istilah dalam disertasi Abdul Aziz, diantaranya adalah beberapa istilah berikut.
Pertama, istilah “ulama tradisionalis” (hal.1, kadang diistilahkan “ulama tradisionalis konservatif”). Istilah ini tidak baku dan bias, apa lawannya dari ulama tradisionalis? Apakah ulama modernis?
Dari sini, penulis membuat pembagian sendiri bahwa ada ulama ulama tradisionalis-klasik dan ada ulama tradisionalis-kontemporer. Penulis seharusnya membawakan referensi bahwa pembagian tersebut pembagian yang dipakai para ilmuwan. Lebih jauh, dia memasukkan Muḥammad Asad, Aḥmad Musṭafa al-Maragi, Mahmud Yunus, M. Quraish Shihab dan M. Syamsi Ali dalam golongan ulama tradisionalis-kontemporer. Lalu yang digolongkan sebagai ulama tradisional klasik adalah Imam Syafi’i, Ibnu Katsir dan Ibnu Jarir (lihat di halaman 25). Pada halaman 177, diperkenalkan lagi istilah ulama tradisionalis-konservatif. Apa kriteria yang dipakai dalam pembagian ini?
Kedua, penulisan kata “Syekh”. Penulis terkadang menulis dengan ejaan Indonesia sebagai “syekh” (hal.82,83), tapi terkadang juga pakai ejaan inggris, “Shaikh” (hal.76,218, 286,292, dll). Kesalahan dan ketidakkonsistenan ini bisa terjadi di antaranya jika seseorang menyalin tulisan dari berbagai sumber tanpa meninjau ulang.
**
Disusun oleh: tim KIPMI.