LGBT Sebuah Kebinasaan…
Ditemui disela –sela acara BRIYANI (Bincang-bincang Berita Yang Terkini) di Radio Muslim Yogyakarta tanggal 29 Januari 2016 lalu, ketua Komunitas Ilmuwan dan Profesional Muslim Indonesia (KIPMI), Sri Darma Krida, S.Psi. menegaskan bahwa LGBT adalah penyakit kejiwaan dan dan memiliki dampak yang sangat buruk bagi masyarakat. Ia secara tegas membantah bahwa LGBT merupakan bawaan genetik.
“Seperti kita ketahui bersama, LGBT ini mendapat angin segar ketika pemerintah Amerika Serikat mengesahkan pernikahan sesama jenis pada tahun 2015 untuk 50 negara bagian. Kemudian gelombang ini menjalar hingga ke Negara-negara Asia termasuk Indonesia”, ujar beliau.
Beliau juga menegaskan tentunya kita mempunyai solusi bagi mereka pelaku LGBT apabila ingin sembuh, seperti mengunjungi komunitas-komunitas yang menyediakan layanan untuk membantu kesembuhan. Tetapi yang terpenting adalah mereka pelaku LGBT harus sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu sangat salah, bertentangan dengan nilai-nilai agama, dan nilai sosial masyarakat. Kemudian dari pihak keluarga mendukung dengan tidak menjauhkan mereka apabila ingin sembuh.
Ketika dikonfirmasi mengenai apakah LGBT berkaitan dengan persoalan genetik, beliau tegas mengatakan tidak ada hubungan nya dengan bawaan genetik. Para peneliti telah membuktikan melalui banyak penelitian. Berbagai kalangan dari dunia kedokteran dan psikologi telah membuktikan ini, dan kita bisa diskusikan secara jujur dan ilmiah.
“Hanya saja, perlu kita sadari banyak nya dukungan kepada kalangan pelaku LGBT ini patut kita curigai. Saya yakin ada agenda tersendiri dibalik ini, dan hawa nafsu yang buruk pasti selalu punya agenda. Misalnya, siapa yang mendanai, dan tokoh-tokoh yang menyuarakan ini. Mereka pelaku dan aktivis pendukung LGBT ini hanya berlindung di balik HAM, dan tidak ada lagi pelindung mereka. Sungguh ini adalah perlindungan yang lemah. Mereka akan binasa dan hancur apabila masih terus berada dalam kemaksiatan ini”, tandasnya.
Beliau yang juga merupakan lulusan Psikologi Universitas Gajah Mada ini menambahkan bahwa jauhnya seseorang dari memahami agama yang shahih membuat situasi semakin runyam. Bahkan banyak para pendukung dan pelaku LGBT ini bahkan mengaku beragama Islam. Tak pelak lagi, diantara mereka bahkan ada yang meragukan kisah Sodom di dalam Al Qur’an. Sungguh ini adalah dua kebinasaan, kebinasaan atas perbuatan mereka dan kebinasaan meragukan Al Qur’an.
“Pemerintah, dan komunitas-komunitas yang ada harus sigap dalam merespon hal ini. UU larangan perkawinan sejenis harus segera kita miliki, tidak hanya soal dilarangnya seperti UU pernikahan yang telah ada, tetapi adanya konsekuensi secara hukum harus jelas. Ini bagi saya, sudah seperti kejahatan yang direncakan dengan rapi, buktinya adalah dukungan-dukungan yang mereka peroleh secara nyata dari lembaga-lembaga baik dalam dan luar negeri, dana-dana segar, serta kampanye-kampanye yang dilakukan. Semoga Allah azza wa jalla memberikan hidayah kepada mereka yang ingin kembali dan bertaubat, dan kehancuran bagi yang membangkang”, pungkasnya.