7 Keutamaan Para Pengajar Kebaikan

1. Mendapatkan aliran pahala terus-menerus ketika sudah meninggal

Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

إذا مات الإنسانُ انقطع عنه عملُه إلا من ثلاثةٍ : إلا من صدقةٍ جاريةٍ . أو علمٍ ينتفعُ به . أو ولدٍ صالحٍ يدعو له

“Jika seseorang mati, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah (yang terus mengalirkan pahala), ilmu yang bermanfaat (yang ia tinggalkan), anak shalih yang senantiasa mendoakannya” (HR. Muslim no. 1631).

2. Terhindar dari laknat di dunia

Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

ألا إنَّ الدُّنيا ملعونةٌ ملعونٌ ما فيها ، إلَّا ذِكرُ اللَّهِ وما والاهُ ، وعالِمٌ ، أو متعلِّمٌ

“Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu terlaknat. Semua yang ada di dalamnya terlaknat kecuali dzikrullah serta orang yang berdzikir, orang yang berilmu agama dan orang yang mengajarkan ilmu agama” (HR. At Tirmidzi 2322, dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

3. Termasuk manusia terbaik

Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

خيرُكم مَن تعلَّم القرآنَ وعلَّمه

“Yang terbaik di antara kalian adalah yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari no. 5027).

4. Termasuk orang yang memberi banyak manfaat untuk manusia

Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

مَثَلُ مَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ مِنَ الْهُدَى وَالْعِلْمِ كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا ، فَكَانَ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ ، فَأَنْبَتَتِ الْكَلأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ ، وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ ، فَنَفَعَ اللَّهُ بِهَا النَّاسَ ، فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا ، وَأَصَابَتْ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى ، إِنَّمَا هِىَ قِيعَانٌ لاَ تُمْسِكُ مَاءً ، وَلاَ تُنْبِتُ كَلأً ، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقِهَ فِى دِينِ اللَّهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِى اللَّهُ بِهِ ، فَعَلِمَ وَعَلَّمَ ، وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا ، وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللَّهِ الَّذِى أُرْسِلْتُ بِهِ

“Pemisalan orang yang mendapatkan apa yang aku diutus dengannya, yaitu al-huda (amal shalih) dan al-ilmu (ilmu yang bermanfaat), ia bagaikan hujan yang jatuh ke tanah. Ada tanah yang subur, yang menerima air, ia menumbuhkan rumput dan tanaman yang banyak. Ada tanah ajadib yang menahan air, Allah membuatnya bermanfaat bagi manusia. Mereka minum air tersebut dan dijadikan minuman untuk ternak dan ladang mereka. Dan hujan juga jatuh pada jenis tanah yang lain, yaitu qii’an, yang tidak menahan air dan juga tidak menumbuhkan tanaman. Maka tanah yang pertama semisal dengan orang yang memahami agama Allah dan memberikan manfaat pada orang lain berupa ilmu yang aku diutus dengannya, ia berilmu dan mengamalkan ilmunya. Tanah yang kedua semisal dengan orang yang tidak menegakkan kepala kepada ilmu (menerima ilmu tapi, tidak memahami), dan tanah yang ketiga semisal dengan orang yang tidak menerima petunjuk yang aku diutus dengannya” (HR. Al Bukhari no. 79, Muslim no. 2282).

5. Didoakan oleh seluruh penduduk langit dan bumi

Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ، لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ

“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya, serta semua makhluk di langit dan bumi, bahkan semut-semut dalam lubangnya serta ikan-ikan (di lautan), bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (HR At-Tirmidzi no. 2685, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

6. Karena keutamaannya, dibolehkan iri orang yang berilmu dan mengajarkannya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لا حسدَ إلا في اثنتين : رجلٌ آتاه اللهُ مالًا؛ فسلَّطَ على هَلَكَتِه في الحقِّ ، ورجلٌ آتاه اللهُ الحكمةَ؛ فهو يَقضي بها ويُعلمُها

“Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang: seseorang yang diberikan harta oleh Allah, kemudian ia habiskan harta tersebut di jalan yang benar (haq), dan seseorang yang diberikan oleh Allah ilmu dan ia memutuskan perkara dengan ilmu tersebut dan juga mengajarkannya” (HR. Al Bukhari 73, Muslim 816).

7. Mendapatkan pahala jariyah ketika kebaikannya diamalkan oleh orang-orang

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من دعا إلى هدًى ، كان له من الأجرِ مثلُ أجورِ من تبِعه ، لا يُنقِصُ ذلك من أجورِهم شيئًا . ومن دعا إلى ضلالةٍ ، كان عليه من الإثمِ مثلُ آثامِ من تبِعه ، لا يُنقِصُ ذلك من آثامِهم شيئا

“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barangsiapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun” (HR. Muslim no. 2674).

Wallahu a’lam.

Similar Posts

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *